Manusia dan Penderitaan
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Manusia
Dan Penderitaan”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah
semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan
dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi
dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Jakarta juni 2013
Penyusun
Naufal Syawal
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Tentunya
manusia tidak bisa lepas dengan yang namanya rasa penderitaan. Penderitaan
pastinya akan datang di setiap manusia dan di rasakan oleh manusia, oleh karena
itu memang sudah hukum nya penderitaan itu di rasakan dan di darangkan untuk
seluruh manusia. Dan jangan pernah merasakan kebosanan atau menyerah apabla
penderitaan itu datang dan menimpa anda, tentunya anda akan bisa mengatasi dan
meminimalisir masalah dan rasa penderitaan itu sendiri dan tetap lah
bersemangat untuk mengahadapi penderitaan yang anda rasakan apabia sedang
terjadi kepada anda. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang
belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah
awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan bisa dirasakan dalam bentuk apa saja, baik
dalam bentuk jiwa atau kepbribadian, dan tidak heran banyak yang bisa sampai
stress atau gila, karna tidak sanggup untuk merasakannya dan tidak siap untuk
menerimanya.
Rumusan Masalah :
1. Pembaca
diharapkan mampu mengetahui hakikat dan makna dari penderitaan bagi manusia.
2.
Mengetahui seberapa lama manusia kuat menghadapi rasa penderitaan ini.
Tujuan Penulisan :
1. Mengetahui
pengertian manusia dan penderitaan.
2. Mengetahui
apa saja yang berhubungan dengan manusia dan penderitaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Manusia
dan Penderitaan
v Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal
dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita
artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir
atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan
dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang
ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu pristiwa yang
dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali
bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan
kebahagiaan.
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh
yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat
eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark,
sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan.
Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah
mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan
ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya,
selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang
mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai
kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard
muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri
(kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita
yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya,
bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan
dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar
Contoh Penderitaan
Penderitaan bisa dibagi menjadi dua, yaitu penderitaan
secara psikis dan penderitaan secara
fisik. Penderitaan psikis contohnya adalah orang yang dimaki-maki oleh orang
lain, karena kekurangannya (bos yang memaki-maki karyawannya karena ada
pekerjaan yang salah yang dilakukan oleh karyawannya. Penderitaan secara fisik,
contohnya adalah orang yang dianiaya oleh orang lain menggunakan benda (maling
yang di keroyok dan dipukuli oleh orang-orang yang main hakim sendiri)
v Pengertian Penderitaan dalam bentuk Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture)
digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik
secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan
informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan
politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu
cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan
sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang
dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan
telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak
politik.
Berbicara tentang siksaan, maka terbayang oleh kita
tentang neraka, dosa dan akhirnya firman Allah SWT. dalam kitab suci Al-Qur'an.
Seperti kita maklumi di dalam kita suci Al-Qur'an terdapat banyak sekali surat
dan ayat yang membahas tentang ini. Dalam Al-Qur'an ini surat-surat lain banyak
berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, makan riba,
dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya.
Berbicara tentang siksaan terbayang di benak kita sesuatu
yang sangat mengerikan bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu
berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya.
Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah
mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik
langsung ataupun tidak langsung. Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan
atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan
yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis
bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan
yang tidak pada tempatnya disebut phobia. Banyak sebab yang menjadikan
seseorang merasa ketakutan antara lain:
claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan. Para
ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari
suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan
ditaklukkan sebelum phobianya akan hilang.
Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya
bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya
supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa
tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan
ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
1. Siksaan
bersifat psikis
Siksaan yang sifatnya Psikis misalnya kebimbangan,
kesepian dan ketakutan. Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu
saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu
saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak. Akibat dari
kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia
merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya,
masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan,
sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam
dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini
tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang
sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga
merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
Tiga Siksaan
Bersifat Psikis
Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit
untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil.
Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan
yang amat sangat sulit.
Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak
diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang
bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat
mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam
yang menimpa rohani manusia
1 . Siksaan Ketakutan
adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu
yang ditakuti oleh manusia.
Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat
mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia
berkejatuhan mental.
2. Siksaan Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai
kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan
kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus
diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
·
Gejala Seseorang yang Mengalami Kekalutan
Mental
·
Nampak pada jasmani yang sering merasakan
pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
·
Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
·
Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan
·
Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala
kehidupan si penderita bais jasmana maupun rokhani
·
Usaha mempertahankan diri dengan cara
negative
·
Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalam gangguan
·
Sebab-sebab timbulnya Kekalutan Mental
·
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani
atau mental yang kurang sempurna
·
Terjadinya konflik sosial budaya
·
Cara pematangan batin yang salah dengan
memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
3 3. Proses-proses Kekalutan Mental
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang
mendorongnya kearah positif dan negative. Posotf; trauma jiwa yang dialami
dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan
sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam
hidupnya. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang
bersangkutan mengalami fustasi, yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk fustasi
antara lain :
Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi
yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi Hypertensi atau
tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya
Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive
atau kekanak-kanakan
Fiksasi adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang
sama (tetap) misalnya dengan membisu
Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan
kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain
Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang
sukses dalam imaginasinya
Narsisme adalah self love yang berlebihan sehingga yang
bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain
Autisme ialah menutup diri secara total dari dunia riil,
tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri
yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
v Pengaruh Penderitaan dan kejiwaannya
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap mi diungkapkan dalam
peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah
menjadi bubur”. Kelanjutan dan sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan
hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan
membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan
kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin
timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang
menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti
kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan
oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para
penonton akan memberikan penilaiannya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan
perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan
keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan
keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan
dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi
sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap
anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
v Penderitaan dan Sebab-Sebabnya
a. Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk
manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan
alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk mi
dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang
dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir,
Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
b. Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan.
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit
atau siksaan/azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus
penderitaan semacam mi dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat
diungkapkan bentuk ini:
1. Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh
dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa.
Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena
kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas, dan akhirnya
memperoleh gelar Doktor di Universitas Di Sorbone Perancis. Dia adalah Prof.
Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo Mesir.
2. Nabi Ayub
mengalami siksaan Tuhan, Tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini.
Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan
memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan,
sembuhlah Ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi.
Di sini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran,
tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan
dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang lama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. allah
menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak
pernah terikat dengan penderitaan.
Manusia diciptakan
sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri
secara mutlak. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan
perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam
penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi
penghidupanya tersebut.
Manusia memerlukan rasa
aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan yang di deritanya. Karena bila tidak
dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit yang diderita tersebut.
Manusia selalu berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi
kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap
memenuhi kehendak hanya akan membawa pada jalan-jalan kesesatan dan membawa
pada penyiksaan didalam kegelapan yang mereka rasakan tersebut. Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan.
Ada yang menanggapi sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari
kesesatan dan kegelapan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan dengan
kehidupan manusia berupa siksaan ataupun psikisnya , kemudian rasa sakit, yang
terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apabila manusia tidak
mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat
menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka dalam bentuk kegelapan.
B. Saran
– saran
Apabila anda mengalami
penderitaan yang cukup parah dan begitu sakit untuk di rasakan, maka anda harus
siap untuk menerima dan menjalankannya , karena semua penyebab akan berakhir
apabila anda tenang dan banyak berdoa kepada allah agar dapat di akhiri atau di
selesaikannya dengan aman dan tentram. Dan jangan prustasi atau stress apabila
tidak dapat menerima penderitaan yang sedang anda rasakan atau sedang di
berikan cobaan oleh allah. Karena allah tidak akan memberikan cobaan yang
levelnya berada di luar kemampuan manusia.
http://elnow.wordpress.com/2011/04/02/materi-6-manusia-dan-penderitaan/
http://elnow.wordpress.com/2011/04/02/materi-6-manusia-dan-penderitaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar